You, Me and This Marriage! Four

Title : You, me and this marriage!

Author : Milla Anggraini a.k.a @Myshfly3424

Main Cast :

-Kim Jong woon a.k.a Yesung

-Lee Soora (oc)

-Super Junior Member

Rating : All Ages

Genre : Romance, Comedy

Warning! : Typo bertebaran di mana2. Jadi harap maklum yah XD

Ps : Jadi aku bisa tahu di mana letak kurangku dan gak akan di ulang d ff selanjutnya

Disclaim : This FF is MINE! Don’t be PLAGIAT. Karena PLAGIAT itu DOSA!!!

Pokoknya saya TIDAK IKHLAS LAHIR BATIN sama yang PLAGYAT FF saya ^^ Ini murni FF punya SAYA!

“Apa kau tahu Soora kenapa akhir-akhir ini?” Yesung memulai pembicaraannya dengan Hyerin.

“Apa yang sebenarnya kau lakukan Yesung ssi! Apa yang kau lakukan pada sahabatku?”

“Aku tidak mengerti apa maksudmu!”

“Huh, kau ini bodoh atau memang pura-pura tidak tahu?”

“Hyerin ssi, tolong katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi!”

“Apa kau tahu, Soora melihatmu berpelukan dengan Yoona di kantor SM! Dia pulang dengan keadaan yang parah! Mata sembab dan tidak berhenti menangis! Kau ingat kan saat dia meminta ijin menginap di rumahku?”

“Apa?”

“Sebenarnya ada hubungan apa kau dan Yoona?”

**

“Soora melihatmu dan Yoona berpelukan di kator SM! Apa kau itu tidak punya perasaan Yesung ssi? Aku tahu kau membenci Soora karena ia memaksamu dan menjauhkan mu dari Yoona. Tapi apa kau pernah berpikir tentang dirinya? Dia pernah berkata padaku, bahwa hanya dengan melihatmu saja bisa membuatnya gila! Apa kau tahu malam itu dia menangis seharian? Aku tidak pernah melihat Soora menangis seperti itu, kecuali saat ibunya meninggal! Di depannya saja Soora terlihat manja dan tegar! Aku mohon sebenci apapun kau padanya, jangan buat dia menangis lagi. Dia itu rapuh.” Yesung teringat percakapannya dengan Hyerin tadi pagi. Ia sangat terkejut saat mendengar Soora tahu tentang dirinya dan Yoona.

Dengan segera ia menyesali kebodohannya. Jadi itu alasan perubahan sikap Soora akhir-akhir ini? Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Lee Soora – Calling

“Yeobseyo?”

“…”

“Ne. Ini aku. Kau siapa?”

“…”

“Ne? Dimana dia sekarang?”

“…”

“Baiklah. Tunggu aku. Tolong jaga dia sampai aku datang. Terima kasih.” Yesung segera mematikan ponselnya. Baru saja teman Soora yang bernama Yunjong memberitahu kalau Soora pingsan dan sekarang ada di ruang kesehatan.

**

“Di mana Soora??”

“Dia di dalam. Oh ya aku Kang Yunjong, teman sekelasnya. Kami baru kenal satu bulan yang lalu.”

“Oh ne. Tanpa ku jelaskan kau tahu siapa aku kan?”

“Ne. Aku tidak menyangka Soora temanmu. Maaf, tadi aku meneleponmu. Karna yang ada di kontaknya hanya satu nomormu.”

“Dia tidak memberitahumu siapa aku?” Yesung sedikit terkejut.

“Tidak.”

Sambil menunggu Soora membaik, Yesung bercakap-cakap dengan Yunjong. Percakapannya bersama Yunjong membuat Yesung tahu bahwa Soora adalah pribadi yang ceria. Dia tidak pernah berwajah murung di hadapan orang lain. Ia juga menceritakan kehidupan pribadinya sebagai mahasiswi biasa. Tidak pernah menyinggung masalah pernikahannya dengan Super Junior Yesung. Apa Soora setegar itu? Dia benar-benar memisahkan antara masalah pribadi dan orang lain.

Yunjong dan Soora pertama kali bertemu saat secara tidak sengaja Yunjong menabrak Soora. Dan ternyata mereka bertemu di kampus setelah tiga hari peristiwa itu. Dan yang membuat Yesung miris, saat ia mendengar dari Yunjong bahwa saat itu Soora tengah menangis. Dan Yesung yakin bahwa hari itu adalah saat Soora melihat Yesung berpelukan dengan Yoona.

**

“Kau sudah sadar?” Soora keluar dari kamar Yesung. Tadi Yesung tidak membawa Soora langsung ke apartemen mereka karna dia pikir dia tidak bisa memasak, sedangkan Soora pasti butuh makanan yang bergizi. Sudah hampir beberapa hari ini makannya tidak teratur.

“Kau makanlah dulu. Tadi aku sudah meminta Wookie memasakkan makanan untukmu.” Soora berjalan lemas ke meja makan. Dia melihat ada Leeteuk dan Wookie yang juga ada di meja makan. Leeteuk menatapnya dengan sedikit sinis, sedangkan Wookie dengan wajah penuh senyum.

“Apa hyungmu yang satu ini tidak ikhlas menerimaku di sini?” Soora berkata pada Yesung sambil melirik Leeteuk.

“Ya! Kau sopanlah sedikit padanya!” Yesung menasehati Soora.

“Aku bisa sopan padanya kalau dia juga menghormatiku!”

“Siapa yang kau maksud? Aku?” kini Leeteuk angkat bicara.

“Tentu saja! Siapa lagi memang?” Soora menjawab Leeteuk dengan sedikit sinis.

“Dari awal aku memang tidak setuju kau menikah dengannya Yesung-ah! Lihat saja dia, berbicara tanpa aturan.”

“Aku sudah berusaha baik padamu Leeteuk ssi!”

“Dengan mengancam? Kau bilang itu baik?” kali ini Leeteuk menaikkan suaranya satu oktaf.

“Apa maksudmu?” balas Soora tak kalah sengit.

“Tidak tahukah kau betapa menderitanya Yesung? Kau tega merampas kebebasannya! Dengan semena-mena kau memilikinya! Kau memang perempuan sadis Soora ssi! Jangan karena kau anak Sooman, kau pikir aku takut padamu? Tidak sama sekali! Kau tega mengambil semuanya dari kami! Kebahagiaan kami, kebebasan kami! Dan karena itu juga Yesung dan Yoona …”

“Hyung! Cukup! Kalian berhentilah!” Yesung menatap Leeteuk dan Soora bergantian. Sedangkan Ryeowook, ia cukup tahu diri dengan meninggalkan meja makan.

“Baiklah. Kalian makanlah! Aku mau pulang!” Soora berjalan ke kamar Yesung untuk mengambil tas dan dokumen yang akan ia presentasikan besok. Meski Soora orang yang keras kepala dan tidak mau mengalah, tapi ia cukup terluka dengan perkataan dan tatapan Leeteuk padanya.

Leeteuk sedikit tersentak, karena baru kali ini dia berkata kasar pada perempuan! Sungguhpun Leeteuk tidak mau melukai siapapun, termasuk Soora. Namun entah mengapa setiap melihat wanita itu, terlebih apa yang di lakukannya terhadap Yesung ia akan menjadi sangat marah.

**

“Apa Soora mau pulang? Dia kan belum makan hyung?” Wookie menghampiri Yesung yang sedang memasukkan beberapa makanan ke dalam kotak makan.

“Sini, biar aku yang bantu. Kau temui Soora saja di kamar. Aku akan bungkuskan ini untuknya.” Lanjutnya pada Yesung.

“Ne. Terima kasih Ryeowook!” Yesung berjalan ke kamarnya. Sesampainya di depan kamar, ia mendengar isakan Soora. Ia yakin gadis itu sedang menangis sekarang. Walaupun ia menyebalkan, ia tetap seorang wanita. Yesung mengetuk pintu.

“Soora ssi! Apa kau jadi pulang?” Lama tak ada jawaban.

“Soora ssi? Apa kau mendengarku?” Kemudian pintu di buka dengan Soora yang sudah membawa tas dan dokumennya.

“Aku antarkan kau pulang. Ryeowook sedang mengemas makananmu. Jangan lupa berterima kasihlah padanya!” Selesai Yesung menyelesaikan kalimatnya Ryeowook muncul dengan kotak makan di tangannya. Ada sekitar tiga kotak.

“Ini sup, ini bubur, dan ini lauk-pauknya!” Ryeowook menyerahkan kotak-kotak itu pada Yesung.

“Gamsha hamnida Ryeowook oppa! Maaf aku merepotkanmu!” Soora berterima kasih pada Ryeowook.

“Gwenchanayo Soora-ya!” jawab Ryeowook sambil tersenyum.

“Kajja!” ajak Yesung. Mereka berdua melewati ruang TV yang ternyata ada Leeteuk.

“Hyung! Kami pulang dulu!” pamit Yesung. Leeteuk mengalihkan pandangannya lalu mengangguk. Ia juga melihat Soora yang sedikit membungkuk ke arahnya.

**

Selama perjalanan, Yesung dan Soora hanya saling diam. Tak sepatah katapun terucap dari mulut mereka.

“Tentang omongan Leeteuk-hyung jangan kau ambil hati. Aku minta maaf atas kejadian tadi.” Yesung melirik Soora. Soora hanya diam lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Melihatnya Yesung hanya menghela nafas.

**

Ponsel Soora yang ada di saku Yesung tiba-tiba berdering.

“Yeobseyo?” ia mulai berbicara.

“Yeobseyo. Apa benar ini nomor Lee Soora?” tanya suara di sebrang yang ternyata seorang namja.

“Ne. Waeyo? Soora sedang tidur. Ada yang bisa ku bantu?” Yesung melirik Soora yang tertidur sepanjang perjalanan.

“Ah, aniyo. Aku hanya ingin menanyakan kabar Soora. Apa ia baik-baik saja?”

“Iya. Dia sudah lumayan. Maaf kau siapa?”

“Aku Yunjong. Kim Yunjong.”

“Oh, yang tadi?”

“Ne. Apa ini Yesung ssi?”

“Ne.”

“Baiklah kalau begitu. Nanti aku akan menghubungi Soora lagi!”

“Ne. Oh ya Yunjong ssi, tolong jangan katakan apapun tentangku pada orang lain.”

Klik. Sambungan diputus. Yesung melirik Soora yang sedang tidur. Wajah yang damai, sebenarnya sifat Soora tidak jauh berbeda dengan maknaenya, Kyuhyun. Sama-sama jail dan evil. Yesung tahu itu dari dulu. Dari mereka kecil, sifat sebenarnya tidak manja dan mau menang sendiri. Namun sejak ibunya meninggal entah kenapa sifatnya makin menjadi. Yesung bukannya melupakan Soora dan tidak mengenalnya lagi. Pelan-pelan ia membangunkan Soora, namun Soora sama sekali tidak bergerak!

Yesung lalu menggendong Soora menuju apartemen mereka. Yesung memasukkan password dengan susah payah, dia lalu membuka pintu dan menuju kamar Soora. Setelah meletakkan Soora di ranjangnya, ia bergegas keluar. Namun saat berbalik ia sangat terkejut. Foto pernikahan mereka yang dipajang Soora kini entah di mana. Yesung menelusuri meja Soora. Bukannya bermaksud lancang, namun entah kenapa hatinya menyuruhnya untuk menggeledah isi meja Soora. Ia menemukan foto pernikahan mereka berdua di laci meja Soora. Tiba-tiba saja hatinya tergerak untuk mengambil foto itu. Ia mengamati sejenak lalu menempatkan foto itu diatas meja Soora. Ia lalu tersenyum lalu keluar kamar.

**

Yesung memutuskan untuk tidak berangkat kerja keesokan harinya, karena memang jadwalnya kosong. Ia membuat dua cangkir kopi dan menyiapkan roti panggang untuk sarapan pagi ini. Ckleek… Pintu kamar Soora terbuka.

“Kau sudah bangun?”

Soora tidak menjawab Yesung, ia mengambil gelas dan menuang air putih.

“Duduklah, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita!” Ucap Yesung sambil duduk. Soora duduk di hadapan Yesung. Ia masih diam lalu mengambil rotinya dan memberi selai strawberry di atasnya. Ia mulai makan sambil mengalihkan pandangannya. Mereka berdua makan dalam diam.

“Ehm.. Soora-ya! ada yang mau aku bicarakan padamu.” Yesung memulai percakapan diantara mereka.

“Apa?” jawab Soora tanpa menatap Yesung.

“Masalah aku dan Yoona berpelukan di kantor SM… itu…” belum selesai Yesung bicara Soora meletakkan rotinya. Ia hendak beranjak namun di cegah oleh Yesung.

**

Aku membuka mataku. Oh, kenapa pening sekali? Mengapa aku ada di kamarku ya? Perasaan aku masih ada di mobil Yesung tadi? Aku memutuskan keluar kamar. Aroma kopi langsung mampir kehidungku saat aku keluar kamar. Tumben Yesung sudah bangun jam segini?

“Kau sudah bangun?” Yesung bertanya padaku tapi ku acuhkan.

Aku sangat haus lalu menuang air putih dan meminumnya

“Duduklah, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita!” Ucap Yesung sambil duduk. Aku mengikutinya dan kami makan dalam suasana sunyi.

“Ehm.. Soora-ya! ada yang mau aku bicarakan padamu.” Tiba-tiba ia bertanya padaku. Tumben sekali? Biasanya dia to the point tanpa bertanya terlebih dahulu.

“Apa?” Jawabku tanpa menatapnya sama sekali. Ia terlihat berpikir.

“Masalah aku dan Yoona berpelukan di kantor SM… itu…” belum selesai Yesung bicara aku meletakkan rotiku. Kenapa harus dia si? Kenapa harus nama itu yang selalu aku dengar? Yoona, Yoona, Yoona? Saat aku mau beranjak pergi Yesung menarikku dengan paksa. Aku berusaha melepas cengkramannya di tanganku.

“Lepaskan aku!” bentakku.

“Ya! Dengarkan dulu aku!”

“Shiero! Aku tidak mau!”

“Kau ini benar-benar keras kepala ya?”

“Lepaskan aku Yesung SSI!” aku memberikan penekanan pada kalimat terakhirku.

Yesung akhirnya melepaskanku. Huh, sakit juga genggamannya!

“Mianhae!” ucapnya saat aku hendak berjalan ke kamar. Aku sedikit terkejut lalu berhenti.

“Mianhae karena aku berbuat seperti itu. Aku tahu, seharusnya aku tidak melakukan hal seperti itu!”

“Apa yang kau bicarakan?” tanyaku tanpa berbalik menghadapnya.

**

Aku menatap Soora yang berjalan ke arah kamarnya. Aku tahu aku salah, entah mengapa aku merasa bersalah padanya.

Tiba-tiba telepon apartemen berdering. Ternyata eommaku yang menelepon. Beliau menanyakan apakah aku ada jadwal? Eomma memintaku dan Soora untuk ke rumahnya. Tapi, apa Soora mau?

Tok.. Tok.. Took..

Aku mengetuk pelan pintu kamar Soora. Ia membukakan pintu dengan rambut yang masih basah dan handuk di tangannya. Pasti ia baru selesai mandi.

“Eomma mengajak kita main ke rumah. Bagaimana?” tanyaku langsung tanpa basa-basi.

“Kapan?”

“Hari ini. Apa kau bisa?”

“Jam berapa?”

“Kapanpun kau siap.”

“Baiklah!” jawabnya singkat hendak menutup kamarnya. Namun sebelum ia menutup kamarnya, aku mencegahnya.

“Terima kasih!” ucapku.

“Untuk?”

“Mau datang mengunjungi eomma.” Begitu aku selesai dengan ucapanku ia langsung berbalik.

Soora yang berada di kamar teringat percakapannya dengan Hyerin beberapa hari yang lalu. Hal ini membuat Soora semakin bingung dan memikirkan lagi semuanya dengan baik-baik. Sebelum semuanya berjalan semakin rumit dan tidak bisa dikembalikan seperti sedia kala.

Flash Back

“Apa sebaiknya aku berpisah saja dengannya Hye?” Soora memulai percakapannya sambil menyeruput jus jeruk kesukaannya. Hyerin yang sedang mengunyah pastanya sedikit tersedak dengan kalimat Soora barusan.

“Ya! Apa kau bercanda?” protes Hyerin setelah meminum air putih di hadapannya. Soora hanya menggeleng.

“Aniyo. Mumpung semua belum terlambat Hye. Lagipula aku dan dia juga belum pernah melakukan apapun. Bahkan menciumku saja tidak pernah. Makadari itu tidak ada yang rugi kalau kami berpisah!”

“Ya! Kau benar-benar terlewat batas kali ini Lee Soora! Tidak ada yang rugi katamu? Aku yakin kaulah pihak yang paling rugi sekaligus menderita karena perpisahan kalian! Aku berani menjamin seminggu saja, ani sehari saja kau tidak melihatnya kau pasti akan gantung diri!” Soora tertawa mendengar lelucon sahabatnya.

“Ya! leluconmu itu sangat tidak masuk akal sekali Hye! Aku tidak se-psikopat itu Hye-ah! Aku masih cukup waras ara? Aku hanya ingin tahu saja dan memastikan perasaanku padanya. Apa benar aku mencintainya atau hanya menggilainya?”

“Kalau itu yang mau kau lakukan, seharusnya sudah sejak dulu. Semenjak kalian belum menikah dan berjanji di depan altar, bodoh!” Keduanya sama-sama terdiam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hyerin menyeruput jus melonnya lalu kembali berbicara pada sahabatnya.

“Lagipula, dulu kau yang mengejarnya. Memaksakan kehendakmu. Apa iya sekarang kau  mau melepasnya begitu saja? Kau, apa kau yakin dengan keputusanmu?”

“Mollayo.” Soora hanya menjawab lalu mengalihkan pandangannya keluar kafe. Ia meihat sepasang namja-yeoja sedang berjalan beriringan. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

“Hye, apa aku ini yeoja yang kejam?” Soora menatap Hyerin.

Hyerin hanya tersenyum. “Kau itu tidak kejam Ra-ya. Hanya saja kau terlalu terobsesi pada Yesung ssi.”

Flash Back End

Tidak memerlukan waktu yang lama dari rumahku menuju rumah orang tuaku. Sesampainya di sana, kami di sambut sangat hangat oleh Eomma. Wajah keruh Soora pun tergantikan dengan senyuman lepas yang akhir-akhir ini jarang aku lihat. Eh?

Aku melihat mereka berdua dengan akrabnya bergandengan tangan masuk ke rumah. Sedangkan ayahku, beliau hanya menatapku dari jauh. Aku membungkukan sedikit badanku lalu berjalan ke arahnya.

“Hyung! Kau datang!” kulihat Jongjin datang sambil menggandeng Seonk.

Aku hanya tersenyum ke arah mereka berdua. Seonk membungkuk ke arah ku dan ayah. Sebenarnya aku sedikit iri pada Jongjin yang bisa dengan leluasa berpacaran tanpa takut amukan fans. Hahaha.. Jelas saja! Dia bukan seorang idol sepertiku.

“Karena kalian sudah berkumpul, ayo kita masuk. Aku yakin Ibu kalian sedang memasak bersama Soora.” Ayah mendahului kami. Saat aku hendak mengikuti ayah Jongjin menahanku.

“Hyung, kau membawa gadis itu kemari?” dia bertanya padaku.

“Ne. Eomma yang meminta. Aku yakin dia tidak akan macam-macam.” Jawabku. Seonk yang tidak tahu menahu hanya menatap kami berdua dengan tatapan meminta penjelasan.

“Nanti akan ku kenalkan dia denganmu! Jangan khawatir!” Jongjin melirik Seonk.

“Oppa, Soora nugu?”

“Dia . . .” perkataan Jongjin terhenti saat eomma berteriak agar kami segera masuk. Kebiasaannya masih saja belum hilang rupanya.

“Nanti saja aku jelaskan! Kajja masuk!” ajakku.

**

Setelah pulang dari rumah orang tuaku, sepertinya keadaan Soora mulai membaik. Apalagi setelah bertemu dengan Seonk. Umur mereka yang tidak terlalu jauh sepertinya memudahkan mereka untuk berkomunikasi.

Satu minggu kemudian

Saat aku duduk di ruang makan, tiba-tiba Soora menghampiriku dan duduk di hadapanku. Ia membawa map berwarna coklat yang cukup besar.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Dia memulai pembicaraan.

“Katakan saja! Oh iya, apa isi map itu?”

“Aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku harap semua ini keputusan yang tepat.” Dia berhenti sebentar lalu melanjutkan.

“Apa sebaiknya kita berpisah saja?” pertanyaannya barusan cukup mengejutkanku! Berpisah?

“Apa kau bercanda?” tanyaku memastikan.

“Ne. Aku rasa itu keputusan yang tepat kan Yesung ssi?”

“Apa kau gila? Kau yang memaksaku menikahimu, lalu kau ingin kita berpisah?” bentakku.

“Daripada kita saling melukai. Daripada aku melukaimu, melukai Yoona Onnie, melukai hyung-hyungmu. Terlebih lagi melukai diriku sendiri.” Jelasnya dengan suara tertahan.

Aku hanya diam dan tidak mampu bersuara.

“Aku rasa memang sebaiknya kita berpisah Yesung ssi. Aku berbohong padamu masalah SS, aku menggunakan alasan itu untuk memaksamu. Tapi masalah aku menyukaimu, itu benar. Aku sudah menyukaimu dari dulu. Dari saat kau belum menjadi seorang trainee. Bahkan sampai sekarang, itu semua tidak berubah. Ternyata kau benar Yesung ssi. Aku memang belum sepenuhnya mengenal dan memahamimu. Cinta tidak dapat di paksakan! Kita selesai sampai di sini.”

Aku menatapnya yang mulai menyeka air yang keluar dari ujung matanya.

“Aku butuh persetujuanmu untuk menandatangani surat ini. Tolong tanda tangani surat ini.”

Dia menyodorkan sebuah map coklat besar. Aku mengambilnya dan mulai membukanya. Surat Perceraian. Bukan hanya itu, ternyata surat itu lengkap dan sudah terisi.

“Kau memaksaku menikahimu dan sekarang kau memaksaku menceraikanmu?” tanyaku. Lucu sekali dia ini! Apa artinya pernikahan ini? Tunggu! Pernikahan ini?

Aku memikirkan semuanya matang-matang. Bagiku, pernikahan itu adalah sekali seumur hidup.

**

“Yunjong ssi!” saat turun dari mobil Yesung, Soora memanggil Yunjong yang hendak masuk ke kampus.

Yunjong yang merasa namanya dipanggil berbalik lalu tersenyum saat mendapati Soora yang berada 10 meter di depannya. Soora menutup pintu mobil lalu berjalan ke arah Yunjong dan meninggalkan Yesung yang ada di mobil.

Yesung melihat Soora mendekati Yunjong lalu mereka beriringan masuk ke dalam kampus. Ia hanya bisa mendecak kesal melihatnya.

Sementara itu Yunjong hanya bisa heran mendapati Soora bertingkah seperti ini.

“Soora ya, apa suamimu tidak marah melihatmu seperti ini padaku?”

“Tidak. Tenang saja, dia tidak akan marah kok.”

“Waeyo? Dia kan suamimu.”

“Heh…” Soora diam sebentar lalu melanjutkan “Ya, suami yang tidak mencintaiku sedikitpun!”

“Mwo? Bagaimana bisa?” Yunjong terbelalak mendengar kalimat itu dari Soora.

“Bisa saja! Karena …” lalu mengalirlah cerita Soora mengenai awal mula pernikahannya dengan Yesung.

“Kau mungkin menganggapku sebagai wanita murahan Yunjong ssi! Tapi saat itu aku benar-benar kalut. Tidak memikirkan dampaknya bagiku. Tapi aku sadar semua ini salah dan tidak berada di jalur yang tepat. Terlebih lagi saat aku melihat mereka berdua berpelukan seperti itu. Tapi sebelumnya aku benar-benar tidak bisa melihatnya dekat dengan wanita lain! Aku terlalu terobsesi padanya! Aku sadar aku pihak yang pantas di salahkan dalam masalah ini. Yunjong-ah, apa keputusanku meminta cerai darinya itu salah?”

“Soora-ya, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu barusan. Karena itu masalah hati dan hanya kau sendiri yang bisa menyelesaikannya.” Ujar Yunjong menenangkan Soora dan merangkul bahunya. Soora menangis di pelukan Yunjong. Sementara itu, Yunjong sendiri kaget dengan apa yang diceritakan oleh Soora.

‘Soora-ya, andai yang kau cintai itu aku, andai aku bisa memilikimu. Aku pasti akan membahagiakanmu!’

“Ne. Terima kasih kau mau mendengarkan ceritaku.” Namun tiba-tiba sebuah tangan menarik Soora dari belakang. Melepaskan tubuh Soora yang sedang dipeluk oleh Yunjong.

“Auh!” Soora mengaduh.

“Lee Soora!” bentak pria yang menarik tubuh Soora. Soora kaget mendengar suara pria itu.

“Yesung ssi?”

**

Aku benar-benar marah saat melihat Soora menangis di pundak pria bernama Yunjong itu! Dan apa itu? Mereka berpelukan? Soora-ya, sebegitu dalam kah aku melukaimu? Sampai-sampai kau tidak menumpahkan semuanya padaku? Sampai-sampai kau membenciku?

Entah aku harus bagaimana, aku sendiri tidak sadar kalau aku sudah keluar dari mobil dan langsung menjadi objek pemandangan sekitarku dan banyak yang meneriakkan namaku. Yang aku tahu aku marah dan aku mendekati Soora yang sedang di peluk oleh pria bernama Yunjong itu dan menariknya dari belakang.

“Auh!” dia mengaduh kesakitan.

“Lee Soora!” bentakku padanya.

“Yesung ssi?” dia terbelalak melihatku.

Tanpa ba bi bu lagi aku menariknya keluar dari kampus dan membawanya masuk ke mobil.

“Ya! Kau mau membawaku kemana Yesung ssi?” tanyanya.

Aku diam tidak menjawab pertanyaanya.

“Yesung ssi! Aku bertanya padamu! Jawab aku!” dia membentakku. Aku masih tidak mau menjawabnya dan menambah kecepatan mobilku.

“Kim Jong Woon ssi! Jawab aku! Apa yang kau lakukan hah?” dia semakin membentakku. Aku menepikan mobilku dan menghentikannya lalu aku memukul keras kemudi mobil. Soora terlonjak dan kaget. Aku masih tidak memberikan penjelasan apapun dan tidak menatapnya. Lalu perlahan aku mendengar isak tangis Soora. Aku menoleh ke arahnya. Dia sedang menangis sambil menghadap ke luar jendela.

“Dengar! Kau istriku! Jangan pernah menangis di pelukan orang lain! Aku tidak suka!” Aku membentak Soora yang menatapku sambil menangis.

“Kau menyebutku sebagai istrimu? Apa tidak salah? Sebentar lagi kita akan BERCERAI Yesung ssi!” ucapnya sambil menekankan kata ‘Bercerai’.

‘Apa kau benar-benar ingin bercerai denganku?” Dia tidak menjawab dan makin terisak.

“Kau benar Yesung ssi! Aku ingin bercerai darimu!”

“Apa kau yakin?” Dia diam saja mendengar pertanyaanku.

“Lee Soora! Aku bertanya padamu apa kau yakin mau bercerai dariku?”

Dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.”Apa aku salah meminta cerai darimu?” tanyanya sambil menatapku.

“Pernikahan kita baru empat bulan Soora-ya!”

Dia hanya mendecak kesal tanpa menjawabku. “Aku bertanya padamu sekali lagi, apa kau mau bercerai denganku?”

“Sebelum kau menjawab, maukah kau mendengar ceritaku?” Dia masih tidak menjawabku.

“Bagiku pernikahan hanya sekali seumur hidup. Aku hanya ingin satu kali berdiri di depan altar dan satu kali mengucapkan janji sehidup semati hanya pada satu orang wanita. . . “ aku memotong kalimatku.

“Dan itu semua sudah ku lakukan beberapa bulan yang lalu bersama seorang wanita bernama Lee Soora. Wanita yang bahkan tidak aku cintai saat itu. Namun entah mengapa, semakin hari sepertinya aku semakin mengenal sosok gadis bernama Lee Soora itu. Meski ia tidak tahu, namun aku terkadang sering memperhatikannya. Saat ia memasak, membersihkan rumah, bahkan saat menungguku pulang kerumah. Aku sadar, aku mulai menyukai sosok Lee Soora, namun aku belum mampu mencintainya. Sekarang aku ingin bertanya padamu …” aku memotong lagi perkataanku dan menatapnya.

“Maukah kau membantuku mencintai sosok Lee Soora, teman kecilku?” tanyaku padanya. Soora yang tadinya menunduk, mengangkat kepalanya karena kaget akan pertanyaanku. Dan semakin lama ia mulai menatapku.

“Kau . . .” akhirnya ia mengeluarkan suara juga!

‘Ne, sebenarnya aku tahu siapa kau. Bahkan dulu kita sering bermain bersama bukan? Aku tidak melupakanmu sepenuhnya.” Jawabku pelan.

“Yoona Onnie?” tanyanya takut.

“Jangan pikirkan dia lagi. Dia menolakku dan kau mencintaiku. Itu alasan yang cukup bagiku untuk belajar mencintaimu. Maukah kau memulai semuanya dari awal?” tanyaku. Dia terlihat berpikir.

“Aku . . .” sebelum ia menjawab aku menyela perkataannya.

“Aku tidak menerima penolakan dari Lee Soora!”

“Bagaimana? Apa kau bersedia?” tanyaku memastikan.

“I have no choice!” jawabnya sambil tersenyum.

“Kalau begitu ini sudah tidak terpakai lagi!” ucapku sambil merobek sebuah amplop coklat.

“Apa itu?” tanya Soora.

“Surat cerai darimu! Soora –ya!” jawabku.

“Perkenalkan, namaku Kim Jong Woon. Suami dari Lee Soora!” ucapku sambil mengulurkan tangan kananku.

Dia tertawa kecil melihatku bertingkah aneh.

“Perkenalkan! I’m Lee Soora, istri dari Kim Jong Woon!”

“Berjanjilah padaku, kau tidak akan pernah mengajukan surat cerai lagi!”

“Tergantung Oppa!”

“Tergantung bagaimana?”

“Tergantung author yang buat ini FF!” (#plaaak! Author Ngeksis!)

Hahaha… ini gimana ini?

Lah yo, aku juga bingung :p

Readersku tersayang(?) ini gimana ya FFnya? TBC apa malah udah END? *oops*

hahaha… *author stress*

ini saya rasa kok rada gimana gitu ya endingnya?

(reader: emaaang thor!!!!) #asah parang

Sekarang saya mau tanya, ini reader maunya gimana? TBC apa cukup END sampai di sini saja? Hehehe…  Yang paling banyak di pilih bakalan aku finalkan.

Kalau banyak yang milih END ya sudahlah sampai di sini saja :p

Kalau banyak yang milih TBC itu artinya masih saya lanjutkan XD

yo monggo dipilih ya readersku tersayangX ^^ *kedipin mata* (readers: jijik ah thor! :s)

wkwkwk

Comments are needed here! Ok?

43 respons untuk ‘You, Me and This Marriage! Four

  1. TBC pokoknya! gk boleh ENd sampe disini. Soora sama Yesung jangan cerai donnkkkk 😥
    yayayayayayayayayayayaya??????? TBC yahhh???
    bangus bgt!!! jujur ini konfliknya ngena bgt! AHHHH!!! aku mau happy ending (*reader gila FF begini ni-___-v)

    • hhe.. bneran saeng?? 😮
      gimana ya? bikin cerai gak ya? XD
      wkwkk…

      ne saeng ^^ gomawo udah baca 🙂
      makasih juga udh mau komen dan kasi kritikan 🙂
      gpp saeng(eon juga gila ff kok XD)

  2. Ping-balik: You, Me and This Marriage! Four – Original VersionTitle: You, Me and This Marriage! Five Author: @Myshfly3424/Milla Anggraini Casts: Kim Jong Woon/ Yesung Lee Soora dan cast lain yang akan di temukan di dalamnya(?) Length: Chapter Genre: Romantic, C

  3. Ping-balik: You, Me and This Marriage! Four – Original VersionTitle: You, Me and This Marriage! Five Author: @Myshfly3424/Milla Anggraini Casts: Kim Jong Woon/ Yesung Lee Soora dan cast lain yang akan di temukan di dalamnya(?) Length: Chapter Genre: Romantic, C

  4. Ping-balik: You, Me and This Marriage! Four – Original Version | FFAmatir

  5. annyeong kayaknya aku reader baru disini hehe
    ini masih bisa berlanjut ya? kirain waktu awal baca bakal sad ending hehe, ternyata yesung ingetannya bagus juga walaupun udah tua hehe. chingu bagus nyeritainnya pas konflik tanpa ada embel2 kissue atau yang lain tapi sukses bikin aku jealous waktu ada pelukan ama yoona astaga kenapa harus ada tuh cewek nyempil sih?! *emosi* tapi kalo besok bikin lagi antara author POV sama karakternya tuh dibedain ya chingu ga cuma pake tanda bintang gitu hehe, tapi overall keren kok

    • Annyeong juga ^^
      hhe.. selamat datang di blogku yang sederhana ini chingu 🙂

      ini masih bisa berlanjut kok chingu. Bahkan aku udah buat yang original version. Yang ini kan aku selesain buru-buru. Sebenernya bukan ini idenya. Tapi mau giman alagi. Akhirnya aku bkin yang original versi ^^

      hha iya ya? wkwk.. aku juga cemburu sama Yoona ==”
      hhe..
      ne chingu ^^ gomawo sarannya 🙂
      pasti aku perbaiki :))

Tinggalkan Balasan ke choireri Batalkan balasan